Kamis, 01 Desember 2011

Sosok itu part II


Suara kicau burung bersaut-sautan di atas pohon. Wanita setengah baya itu tetap duduk tentram di kursi taman sendirian. Ia termenung. Seorang suster wanita datang membawa sebuah nampan. Itu makanan serta obat nya.
            “Ibu Danya ini makanan nya,” tegur suster ramah sambil mencoba duduk di samping Nyonya Danya.
            “Aku ingin menemui keluarga ku, tapi mereka dimana ?” kemudian air matanya menetes. Ia seakan ingin segeranya menemui keluarganya. Koma selama 5 bulan membuatnya hampir lupa akan segalanya. Kecelakaan itu seakan membuatnya lenyap dari dunia.
***


Dua bulan yang lalu….
“Ibu akan sembuh kok, Tessa tau ! Ibu harus kuat, Tessa akan datang pada saat yang tepat. Aku butuh ibu dan ayah. Kenapa ayah tiba-tiba menghilang disaat ibu sedang seperti ini ???” Gadis kecil itu mengusap air matanya kemudian ia mengecup kening wanita yang terbaring di atas ranjang rumah sakit yang sejak tadi hanya tidur. Ia memutuskan untuk pulang. Suasana hujan seakan mengetahui apa yang ia rasakan.
“Ibu aku ingin kita berkumpul seperti dulu lagi bersama ayah,” kata Tessa dengan suara pelan. Ia keluar dari rumah sakit sambil dengan payung bercorak tulip.
***
           
             Kanya diam menatapi buku biologi dan layar laptopnya. Otaknya nge blank malam ini. Dia masih mikirin peristiwa tadi siang.
            “Kanya, kakak pergi ya,” kata Kak Afif. Lalu dia pergi sambil ninggalin aku yang masih diem di parkiran sekolah. Aku nggak pulang bareng dia, soalnya dia mau kerja kelompok tempat temennya. Suasana sekolah udah lengang. Entah kenapa aku masih betah diem di lapangan parkir. Tiba-tiba ada yang nepuk punggung ku.
            “Kamu yakin masih disini ?” suaranya berat. Wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya. Tanpa berkata-kata aku diam, lalu semua gelap.
            “Nya ??” kata Tessa. “Kamu baik-baik aja kan ? ada yang sakit ?” cemasnya.
            Aku diam, kulihat sekeliling ruangan tampak seperti ruang UKS. Ya UKS !
            “Aku kenapa Sa ?”
            “Kamu pingsan, yuk aku anter pulang sekarang!” Tessa meraih tangan ku, dan membopongku menuju mobil pribadinya.
            “Weits, melamun lo nyaaaa !!!” teriak Kak Afif.
            Aku melongo kayak Soun The Sheep *eh. Lalu kak Afif menyentuh kening ku.
            “Anget, besok jangan sekolah deh. Lo inget kenapa lo pingsan ?” Tanya Kak Afif sok detektif. -.-.-.-
            “Tadi abis ngeliat…..” Kanya seakan mengulangi kejadian itu dalam pikirannya kemudian ia ingat perempuan berambut panjang yang menegurnya tadi.
            “Woy !” tegur Kak Afif.
            “Mungkin kecapean kak.”
            “Lo yakin ?”
            “Bener.”
***


            Esok pagi, Kanya memasuki sekolah nya namun baginya sekolah itu terasa asing. Ia hening. Ia hening. Tak berkata namun berjalan memasuki kelasnya. Ia duduk, sepanjang jalan ia hanya menatap lurus. Namun wajahnya sangat datar.
            “Kamu…… gak papa ?” Tanya Kak Afif.
            “Enggak. Kemarin aku ngeliat perempuan berambut panjang. Ia sepertinya akan melukaiku.” Terang Kanya.
***


Tessa membuka emailnya. Isinya adalah :
            From    :  krawk@yahoo.com
To        : carangcurut@ymail.com
Lo mau tau siapa yang nyebabin semua ini terjadi ?  
“Kamu siapa ya ?” kata Tessa dalam hati. Ia mencoba membuka alamat tersebut. Update nya kosong. Fotonya berupa symbol bentuknya :


“Ini ini…. ??? Iniii ?? Dia salah satu temen gue. Dia termasuk hacker hebat juga. Hah ? Tapi kenapa dia bisa tau apa yang lagi gue alamin ? Dia siapa ?” Tessa semakin penasaran.
Ia mencoba berpikir panjang. krawk@yahoo.com ? Krawk ? krawk ?
***


Tessa masih menatap layar laptopnya, ia masih mencari jalan untuk menjebol sistem Perusahaan ini. Jika ia berhasil menjebol sistem ini ia akan tau apa yang menyebabkan ayah nya meninggalkan ia dan ibunya.
            Ayo worm bergeraklah. Seketika layar computer Kanya mejadi hitam lalu terlihat rute-rute yang tersusun atas balok.
            Yes !
            Data-data perlahan muncul, ia mencoba mengetik nama ayahnya.
            Nama  : Guntur Sastrowacojo
            Insiden : Melarikan uang perusahaan sebesar 100 juta.
            Status  : BURON !
            Mata Tessa terbelalak uang segitu sangat banyak. Ia percaya ayahnya tak seperti itu. Ini pasti salah paham !
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar